OSEANOGRAFI
Oseanografi (gabungan kata Yunani ωκεανός yang berarti "samudra"
dan γράφω yang berarti "menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi
yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik
seperti organisme laut dan
dinamika ekosistem;
arus samudra,
gelombang,
dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng
dan geologi dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di
dalam lautan dan perbatasannya. Topik-topik yang beragam ini menggambarkan
berbagai macam disiplin ilmu yang digabungkan para oseanograf untuk
mempelajari lautan dunia dan memahami proses di dalamnya, yaitu biologi,
kimia, meteorologi,
fisika,
dan geografi.
|
Manusia
pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan arus laut dan samudra pada
zaman prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut
dicatat oleh Aristoteles dan Strabo.
Penjelajahan samudra modern awal dilakukan untuk kartografi dan hanya terbatas
hingga permukaannya saja dan makhluk-makhluk yang terjaring oleh nelayan, meski
pada masa itu pengukuran kedalaman laut menggunakan timah sudah dilakukan.
Meski Juan Ponce de León pada tahun 1513 merupakan
orang yang pertama kali mengidentifikasi keberadaan Arus Teluk yang dikenal
baik oleh para pelaut, justru Benjamin
Franklin yang melakukan studi ilmiah pertama mengenai arus ini dan
memberi nama "Arus Teluk". Franklin mengukur suhu air pada beberapa
pelayarannya melintasi Atlantik dan secara tepat menjelaskan sebab Arus Teluk.
Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus Teluk pertama pada tahun
1769-1770.
Ketika Louis Antoine de
Bougainville (berlayar antara 1766 dan 1769) dan James Cook
(berlayar sejak 1768 sampai 1779) melakukan penjelajahan mereka di Pasifik Selatan,
informasi mengenai samudra itu sendiri membentuk bagian dari laporan-laporan
mereka. James Rennell menulis buku
tes ilmiah pertama mengenai arus di samudra Atlantik
dan Hindia
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Sir James Clark Ross melakukan
penggaungan modern pertama di laut dalam pada tahun 1840, dan Charles
Darwin menerbitkan karya ilmiah mengenai terumbu
dan pembentukan atol
sebagai hasil dari pelayaran kedua HMS Beagle pada
tahun 1831-6. Robert Fitz Roy menerbitkan empat volume laporan
mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward Forbes melakukan
pengerukan di Laut Aegean yang
menghasilkan penemuan ekologi laut.
Sebagai pengawas pertama United States Naval Observatory
(1842–1861), Matthew Fontaine Maury
menghabiskan waktunya untuk mempelajari meteorologi laut, navigasi, dan
memetakan angin dan arus kuat. Karyanya tahun 1855, Physical Geography of
the Sea, adalah buku teks oseanografi pertama. Banyak negara yang
mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury di Naval Observatory, tempat
ia dan teman-temannya menilai informasi tersebut dan memberikan hasilnya ke
seluruh dunia.
Lembah curam di balik landas kontinen ditemukan
tahun 1849. Peletakan kabel telegraf
transatlantik pertama berhasil dilakukan pada Agustus 1858 yang
membenarkan keberadaan pegunungan
tengah samudra atau "plato telegraf" bawah laut. Setelah
pertengahan abad ke-19, para ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru
mengenai botani dan zoologi darat.
Tahun 1871, dengan rekomendasi dari Royal Society
di London, pemerintah Britania Raya mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi
samudra dunia dan melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan bantuan tersebut, Charles
Wyville Thompson dan Sir John
Murray dari Skotlandia meluncurkan penjelajahan
Challenger (1872–1876). Hasilnya diteritkan dalam 50 volume yang
mencakup aspek biologi, fisika dan geologi. 4.417 spesies baru ditemukan.
Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika
yang lain juga mengirim ekspedisi ilmiah, termasuk oleh para individu dan
institusi swasta. Kapal khusus oseanografi pertama, "Albatros",
dibangun tahun 1882. Ekspedisi Atlantik Utara tahun 1910 selama empat bulan
yang dipimpin Sir John Murray
dan Johan Hjort merupakan
proyek penelitian oseanografi dan zoologi laut paling ambisius pada masa itu,
dan mendorong terbitnya buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun
1912.
Berbagai institusi oseanografi yang berkecimpung dalam
ilmu oseanografi didirikan. Di Amerika Serikat,
ada Scripps Institution of Oceanography
pada tahun 1892, Woods Hole
Oceanographic Institution tahun 1930, Virginia
Institute of Marine Science tahun 1938, Lamont-Doherty
Earth Observatory di Columbia University, dan School of Oceanography di University of Washington.
Di Britania Raya, ada sebuah institusi peneilitian
besar bernama National
Oceanography Centre, Southampton yang merupakan penerus bagi
Institute of Oceanography. Di Australia, CSIRO Marine
and Atmospheric Research, disebut CMAR, adalah pusat oseanografi
terdepan di negara ini. Pada tahun 1921, Biro
Hidrografi Internasional (IHB) didirikan di Monako
Tahun 1893, Fridtjof Nansen
membiarkan kapalnya "Fram" membeku di lautan es Arktik. Hasilnya, ia
mampu memperoleh data oseanografi serta meteorologi dan astronomi. Organisasi
oseanografi internasional pertama dibentuk tahun 1902 dengan nama Dewan
Penjelajahan Laut Internasional. Pengukuran kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun 1914. Antara 1925
dan 1927, ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000 pengukuran kedalaman
lautan menggunakan pemancar gaung ketika menyelidiki Pegunungan
Atlantik Tengah.
Pegunungan Global Raya yang membentang
sepanjang Pegunungan Atlantik Tengah ditemukan Maurice Ewing dan Bruce Heezen tahun 1953,
sementara untaian pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh Arctic
Institute of the USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan
dicetuskan oleh Harry Hammond Hess. Proyek
Pengeboran Samudra dimulai tahun 1966. Ventilasi laut dalam
ditemukan tahun 1977 oleh John Corlis dan Robert Ballard menggunakan
kapal selam "Alvin".
Pada 1950-an, Auguste Piccard menemukan batiskap dan menggunakan
"Trieste" untuk
menyelidiki kedalaman lautan. Kapal selam nuklir Nautilus
melakukan perjalanan pertamanya di bawah es menuju Kutub Utara pada 1958. Pada
1962, FLIP (Floating Instrument Platform), sebuah pelampung spar setinggi 355
kaki diapungkan untuk pertama kalinya. Kemudian,
pada 1966, Kongres AS membentuk National Council
for Marine Resources and Engineering Development. NOAA ditugaskan
menjelajahi dan mempelajari segala aspek oseanografi di Amerika Serikat.
Kongres juga membentuk National Science Foundation untuk
menghadiahkan dana Sea Grant College kepada para peneliti multi-disiplin
dalam bidang oseanografi.
Sejak 1970-an, telah muncul berbagai tekanan penerapan
komputer berskala besar terhadap oseanografi agar prediksi numerik kondisi
lautan dapat dilakukan dan menjadi bagian dari prediksi perubahan lingkungan
secara keseluruhan. Sebuah jaringan pelampung oseanografi diapungkan di Pasifik
untuk memudahkan peramalan peristiwa-peristiwa akibat El Niño. Pada 1990, World Ocean
Circulation Experiment (WOCE) dilaksanakan yang berlangsung hingga
2002. Data pemetaan dasar laut Geosat mulai tersedia pada tahun 1995. Tahun 1942, Sverdrup dan Fleming
menerbitkan "The Ocean" yang menjadi karya ilmiah terkenal. "The
Sea" (tiga volume yang membahas oseanografi gisik, air laut dan geologi)
disunting oleh M. N. Hill dan diterbitkan tahun 1962, sementara
"Encyclopedia of Oceanography" karya Rhodes Gairbridge
diterbitkan tahun 1966.
Hubungan dengan atmosfer
Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan
pemahaman terhadap perubahan iklim global, potensi pemanasan global
dan masalah biosfer
terkait. Atmosfer dan lautan terhubung karena adanya penguapan
dan curah hujan
serta fluks termal (dan insolasi matahari).
Tekanan angin
adalah penggerak utama arus samudra, sementara samudra adalah penyerap
karbon dioksida
di atmosfer.
Ilmu oseanografi dibagi menjadi beberapa cabang:
·
Oseanografi biologi, atau biologi laut,
adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan, hewan dan mikroba lautan dan interaksi ekologisnya
dengan samudra;
·
Oseanografi kimia, atau kimia laut, adalah ilmu
yang mempelajari kimia
lautan dan interaksi kimiawinya dengan atmosfer;
·
Oseanografi geologi, atau geologi laut,
adalah ilmu yang mempelajari geologi dasar samudra, termasuk tektonik
lempeng dan paleoseanografi;
·
Oseanografi fisik, atau fisika
laut, mempelajari atribut fisik lautan yang meliputi struktur
suhu-salinitas, pencampuran, gelombang,
gelombang internal, pasang laut permukaan, pasang laut internal, dan arus.
Cabang-cabang ini menggambarkan fakta bahwa banyak
oseanograf yang pertama kali dilatih ilmu pasti
atau matematika,
kemudian fokus kepada penerapan ilmu dan kemampuan interdisipliner
oseanografi mereka. Data yang diperoleh dari kerja keras
pada oseanograf digunakan dalam teknik kelautan, dalam
desain dan pembangunan pengeboran
minyak lepas pantai, kapal, pelabuhan, dan struktur lain yang
memungkinkan manusia memanfaatkan lautan dengan aman. Pengelolaan data oseanografi adalah
disiplin ilmu yang menjamin bahwa data oseanografi masa lalu dan sekarang
tersedia bagi para peneliti.
Sumber : Wilkipedia, 2012
Salam Kebumian, SAVE OUR EARTH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar