W E L C O M E

Media online ini dapat digunakan oleh Siswa untuk membantu mendapatkan informasi seputar Geografi agar dapat memperoleh hasil yang maksimal

Selasa, 10 Juli 2012

BUNGKER BELANDA (Part 2)


 Bungker Rahasia Militer Belanda di Cisauk

Tidak berlebihan apabila kamar pengap ini seolah mengantarkan Verbeek ke lorong waktu awal berdirinya Republik ini. Selagi mengamati keadaan kamar, dia menunjuk sederet lubang-lubang di dinding. “Ini adalah bekas tembakan!” ujarnya seraya menginvestigasi. “Nah, arahnya dari sebelah sana,” ungkapnya. Sejatinya apa yang telah terjadi di kamar ini enam puluh tiga tahun lalu?
Verbeek masih memeriksa dinding itu dengan saksama. Dia membuka kaca matanya, lalu mendekatkan pengelihatannya  ke coretan-coretan pensil lainnya. Lelaki ini mencoba menafsirkan apa saja yang telah ditulis tentara-tentara Belanda pada beberapa minggu setelah Agresi Militer II meletus. “Broodrantsoen!” ungkapnya pada sebuah tulisan berarti “Jatah Roti” itu.
Dari logistik ini bisa diketahui siapa saja yang terlibat dalam operasi militer di Cisauk ini. Sebuah senarai di bawahnya menjelaskan bahwa mereka tentara-tentara dari kesatuan KL (Koninklijke Landmacht atau Tentara Kerajaan) dan KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger atau Tentara Kerajaan Hindia-Belanda), serta dua kesatuan lainnya yang belum teridentifikasi.
John Verbeek berusaha membaca pesan dari pensil yang tertulis di dinding kamar yang pengap dan lembap. Menurutnya, banyak informasi yang didapatkan di kamar ini seputar aktivitas militer Belanda pada awal 1949 di Cisauk.
Dia beralih ke dinding dekat jendela yang selamat dari berondongan tembakan. Pendaran lampu senternya menerangi sebuah tulisan ”Slotten” yang tampaknya menunjuk pada orang-orang kunci tokoh Republik.

Tulisan nama-nama itu sudah kabur, nyaris tak terlihat lagi. Namun, dia mencoba membacanya. Dari delapan nama hanya lima yang masih terbaca: Djaja, Hammam, Oedjang, Moechlis, M. Ishak, dan Soehada. Seluruh nama tadi bertanda coret dan dibelakangnya bertanda silang, kecuali Oedjang yang hanya diberi tanda tanya.
Siapa orang-orang itu masih misteri. Menurut Verbeek, mungkin kita bisa saja mengecek nama-nama ini di Taman Makam Pahlawan Seribu di Serpong. “Saya yakin nama-nama ini bukan pengkhianat Republik,” ungkap Verbeek.” Tidak mungkin nama para kolaborator ditulis di dinding.”



 Sumber : National Geographic Indonesia, 2012


Salam Kebumian,  SAVE OUR EARTH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar