HIU PUTIH
Hiu putih (Carcharodon
carcharias), spesies hiu predator terbesar di samudera, sebelumnya
diperkirakan merupakan predator puncak yang utamanya mengonsumsi anjing laut
dan singa laut. Namun, sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti asal University
of California, Santa Cruz (UCSC), mengungkapkan fakta mengejutkan. Ternyata,
setiap individu hiu memiliki preferensi makanan sendiri-sendiri.
Pada laporan yang dipublikasikan di jurnal PLoS One, peneliti mengamati
komposisi pertumbuhan tulang belakang untuk mengetahui makanan yang telah
disantap hiu yang bersangkutan selama hidupnya. Isotop karbon dan nitrogen yang
masuk ke dalam jaringan tubuh hewan itu digunakan sebagai alat pelacak asupan
makanan.
“Seperti diharapkan, kami menemukan bahwa
makanan hiu putih berubah sejalan dengan bertambahnya usia. Namun, kami
terkejut bahwa pola makan dan bervariasinya perubahan ini berbeda-beda di
setiap individu,” kata Sora Kim, ketua tim peneliti asal UCSC.
Dalam studi tersebut, peneliti mengamati 15 hiu
putih dewasa yang ditangkap di perairan pantai barat Amerika Serikat. Sebagai
gambaran, populasi hiu di kawasan ini mengonsumsi beraneka ragam makanan,
termasuk anjing laut, singa laut, lumba-lumba, berbagai macam ikan, dan
cumi-cumi. Tetapi tidak semua hiu memakan campuran makanan yang sama. “Kami bisa memastikan bahwa makanan setiap ekor
hiu yang diamati beralih dari anjing laut dan singa laut ke mamalia laut
lainnya sejalan dengan beranjak dewasanya hiu yang bersangkutan,” kata Paul
Koch, peneliti dari UCSC. “Selain itu, kami juga menemukan bahwa setiap
individu hiu menspesialisasikan diri ke mangsa tertentu,” ucapnya.
Koch menyebutkan, dua macam fleksibilitas dalam
perilaku makan-memakan ini sulit didokumentasikan menggunakan metode
tradisional. Meski begitu, sangatlah penting untuk memahami bagaimana populasi
hiu ini terbantu oleh ekosistem yang ada di Pasifik dan bagaimana mereka
merespons terhadap perubahan yang terjadi di ekosistem tersebut. Hiu-hiu yang diteliti tersebut ditangkap pada
waktu dan tempat yang berbeda-beda di sepanjang pesisir kawasan itu, mulai dari
tahun 1957 sampai 2000. “Menariknya, kita melihat adanya perubahan makanan
sejalan dengan meningkatnya populasi mamalia setelah digelarnya program Marine
Mammal Protection Act pada tahun 1972 lalu,” kata Kim.
Sumber : National Geographic, 2012
Salam Kebumian, SAVE OUR EARTH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar